Tadi pagi, ketika menunggu sholat subuh langit sudah memerah. Kemudian sesudah sholat subuh, air air yang mengendap di awan itu turun membasahi bumi ini. Bumi yang sudah menampungku hampir sembilanbelas tahun lamanya dan masih mau kuinjak tiap harinya. Dingin. Aku kembali terlelap dalam buaian kasur spon berukuran sedang yang gaya tarik grafitasinya makin kuat tiap paginya. Mati matian aku berusaha untuk bangun jam enam pagi agar tidak telat mengikuti kuliah ilmu pakan dan nutrisi hewan. Bismillah semoga calon dokter hewan ini bermanaat kedepannya :)
Dalam perjalanan menuju kampus yang berdiri megah. Yang katanya terletak "di timur jawa dwipa" aku menikmati hembusan angin yang ternyata lebih dari sejuk. Udara pagi ini lebih dingin dari sebelumnya. Aku hanya memakai kemeja berwarna coklat ini, walau kutau ini lumayan tebal tapi ternyata tidak mampu menghalau udara dingin ini. Yah aku hampir menggigil. Kota metropolitan kedua ini jarang sekali sedingin ini. Di sela kedinginan ini aku mencoba mengendarai motor lebih pelan dari biasanya, biar pelan asal sampai.
Ada yg mengusik hati saat aku sampai di dekat atm center kampus C. Ada 3 anak SD yang berpakaian seragam dan mengayuh sepeda ontel. Yang satu mengayuh sendiri, yg satu lagi membonceng temannya. Mereka tertawa lepas. Mereka terlihat bahagia. Tanpa beban. Bebas. Mereka masih tidak terlalu mengerti dan peduli perduli tentang permasalahan negeri ini. Permasalahan dari jaman Soekarno sampai pak SBY yang tak kunjung usai. Bahkan makin bertambah dan menggunung.
Sejenak aku perhatikan mereka. Aku ikut tersenyum. Aku rindu senyuman adikku. Aku rindu keluargaku. Hah, ini hanya masalah jarak dan waktu. Kita masih tetap di tempat yang sama, bumi. Kita masih di satu naungan langit di galaksi bima sakti.
Keluargaku, aku ingin pulang. Pulang kerumah :)